Rabu, 23 Juli 2014

Puisi Renungan : Demikianlah Dirimu Seharusnya | Karya : Ahn Ryuzaki

Puisi Renungan : Demikianlah Dirimu Seharusnya
Karya : Ahn Ryuzaki

Tidak mudah berbicara pada manusia yang beku hatinya,
Tidak gampang bercakap dengan makhluk yang keras jiwanya,
Walau deskripsi kebenaran telah bulat tampak di matanya,
Walau melodi kebaikan telah nyaring terdengar di telinganya,
Sungguh nyaris tidak pernah menyentuh hati dan jiwanya,
Namun, mereka tetap bangga dan membusungkan dada,
Seakan mereka mampu terus berpijak di bumi selamanya,

Wahai kawan yang teguh hatinya dan tegar jiwanya,
Saat ini kamu boleh tertawa lebar dan berbangga,
Menunda-nunda kehidupan damai lagi sejahtera,
Karena alasan dunia fana yang penuh sandiwara,
Karena janji-janji maya dan gemerlap dunia semata,
Semoga waktumu masih ada sebelum ajal tiba,
Menjauhi percikan godaan iblis dan sekutunya,
Lalu kau temukan jalam hidayah dalam rahmatNya,
Semakin mendekat menuju gerbang surgaNya,
Tempat ketenangan tak terhingga dan tiada tara,
Tempat tawa, canda dan bahagia abadi selamanya.
Sungguh sedari dulu, demikianlah dirimu seharusnya.

Rabu, 16 Juli 2014

Puisi Renungan : Aku Ingin Terlelap | Karya : Ahn Ryuzaki

Puisi Renungan : Aku Ingin Terlelap
Karya : Ahn Ryuzaki

Aku ingin Terlelap,
Bukan untuk bermimpi,
Bukan juga untuk mengigau,
Aku ingin terlelap,
Karena aku ingin diam,
Diam melawan malas,
Tenang dalam pulas,

Aku ingin terlelap,
Bukan untuk berjanji,
Bukan juga untuk acuh,
Aku ingin terlelap,
Karena aku ingin bugar,
Bugar melawan nafsu,
Sabar dalam bisu,

Aku ingin terlelap,
Bukan untuk menyendiri,
Bukan juga untuk menepi,
Aku ingin terlelap,
Karena aku ingin yakin,
Yakin duka telah usai,
Usai dalam tawa.

Sabtu, 21 Juni 2014

Kesempurnaan Bukan Aku | Karya : Ahn Ryuzaki

Kesempurnaan Bukan Aku
Karya : Ahn Ryuzaki

Jika kelopak bunga tampak memukau,
Dan andai coraknya membuat hati luluh,
Bahkan sanggup memikat putri kupu-kupu,
Sungguh kesempurnaan baginya masih jauh,
Demikianlah aku, seperti kelopak bunga itu

Maka, jangan sampai kamu tertipu,
bernasib seperti putri kupu-kupu,
Karena kesempurnaan bukan aku,
Waktu akan membuka kekuranganku
Sungguh sempurna itu hanya milik pencipta-Ku

Jumat, 21 Maret 2014

ketika Aku | Karya Ahn Ryuzaki


Ketika Aku
Karya : Ahn Ryuzaki

Ketika aku membuka mata yang kusaksikan adalah kejenuhan,
Ketika aku mulai berjalan yang kutemukan adalah harapan,
Ketika aku di tengah perjalanan yang kurasakan adalah kebuntuan,
Dan ketika aku berbalik arah yang kuhadapi adalah kemunafikan,
Lalu kututup mata kembali dan membukanya kemudian,
Namun keadaan tak kunjung berubah haluan,
Keluguan zaman hanyalah pembiasan,
Kemolekan peradaban hanyalah keniscayaan,
Dan kepantasan hanyalah simbol berselimutkan kedustaan.
Di sini, di tanah tak bertuan,
Diamku meronta dalam keheningan,
Bergejolak menanti masa mencairnya kekakuan,
Menguapnya kesombongan dan tumbuhnya kecambah impian,

Selasa, 25 Februari 2014

Lelaki Perindu Surga | Karya : Ahn Ryuzaki

Lelaki Perindu Surga 
Karya : Ahn Ryuzaki

Wahai Zat Pemilik Jiwa dan Raga,
Bukalah hatiku agar tak gegabah memaknai kata,
Bukalah mataku agar tak salah menilai rupa,
Bukalah tanganku agar menggenggam waktu yang telah dewasa,
Dan bukalah pikiranku agar memilih dengan sabar bijaksana,

Wahai Zat Pemilik Akal dan Rasa,
Jangan pernah lalaikan diriku dengan gemerlap dunia fana,
Jangan pernah dekatkan diriku dengan semerbak berbisa,
Jauhkan sejauh-jauhnya diriku dari racun bermahkota,
Racun putih bersih lagi manis namun pembawa petaka,

Senin, 24 Februari 2014

Aku, Sang Pejuang, dan Rintik Hujan | Karya : Ahn Ryuzaki

Aku, Sang Pejuang, dan Rintik Hujan
Karya : Ahn Ryuzaki


Wahai rintik hujan,
Aku bermohon dalam segan,
Agar kamu datang sedikit pelan,
Sehingga tidak membasahi perjalanan,

Wahai angin malam,
Aku bermohon dalam diam,
Agar dinginmu sedikit kau pendam,
Sehingga dada tak terlalu terhujam,

Wahai kantuk dan kelelahan,
Aku bermohon dengan sopan,
Agar belaianmu tak mengganggu pikiran,
Sehingga sang pejuang selamat sampai tujuan,




Minggu, 23 Februari 2014

Mutiara Berhijab | Karya : Ahn Ryuzaki

Mutiara Berhijab
Karya : Ahn Ryuzaki

Wahai mutiara berhijab di peraduan,
Indahmu rupawan terjaga semerbak keimanan,
Bagai kerlip kunang-kunang yang terang di kegelapan,
Bak air zam-zam penyejuk dahaga kekeringan,
Senantiasa mekar terbatas dalam kehangatan,
Terlahir sendirian di tengah kesemrawutan zaman,

Wahai mutiara berhijab di peraduan,
Lelahmu kuncup berganti riang kesabaran,
Berkawan sepi dalam mahkota kesyukuran,
Memintal kepastian takdir berbalut keyakinan,
Kelak penantianmu tak akan berbalas keraguan,
Karena kebaikan mutlak berkawan kebaikan,

Wahai mutiara berhijab di peraduan,
Tetaplah wangi yang tak tersentuh oleh kemunafikan,
Tetaplah suci yang tak tersentuh oleh noda kepalsuan,
Tetaplah tajam yang tak tersentuh oleh baja keangkuhan,
Dan tetaplah anggun yang tak tersentuh oleh belaian kefanaan,
Karena kamu tertulis untuk bersanding dengan kepastian,

Wahai mutiara berhijab di peraduan,
Engkau adalah harapan yang tak pernah ditenggelamkan lautan,
Engkau adalah pijakan yang tak pernah pindah haluan,
Engkau adalah titian yang tak pernah melepaskan impian,
Engkau adalah cahaya yang tak pernah lusuh tertelan kehampaan,
Karena engkau adalah keabadian yang tersimpan untuk sebuah kepantasan.